Rabu, 14 Desember 2011
Senin, 12 Desember 2011
TUGAS DARI BPK RIZAL
Minggu, 11 Desember 2011
Robot Anjing Pemandu dengan Teknologi Kinect bisa Membantu Tunanetra buatan NSK
NSK sebuah perusahaan Jepang telah menunjukkan prototipe anjing pemandu robot yang berfungsi yang suatu hari nanti akan bisa digunakan untuk membantu orang tunanetra. Robot yang sama ini sebelumnya telah ditampilkan dalam lingkungan laboratorium. Praktisnya robot ini akan menjadi pengganti untuk anjing pemandu yang membutuhkan pelatihan yang panjang, lama dan mahal yang bisa berbulan-bulan.
Jelas, anjing nyata memiliki manfaat besar: karena datang dengan kecerdasan yang memungkinkan mereka untuk bergerak, dan bereaksi terhadap situasi yang bukan “bagian dari program”. NSK berpikir bahwa robot kemungkinan layak diimplementasikan dan hasilnya adalah sangat menarik.
Dalam menangani masalah mobilitas, NSK menggunakan Kinect, sensor gerak Microsoft untuk mendeteksi dan menganalisa rintangan sulit seperti tangga. Kemudian ada masalah kesadaran kinestetik di mana robot harus merasakan apa yang ada di sekitar kakinya. Untuk hal itu, NSK menggunakan sensor proximity yang mungkin tidak begitu berbeda dari yang kita miliki di smartphone.
Hasil akhirnya adalah sebuah robot berkaki empat yang dapat menaiki tangga, meskipun perlahan-lahan. Robot menyediakan alat untuk bantuan untuk manusia pemiliknya, dan seperitnya memberikan pegangan yang kuat juga. Pada saat ini, NSK telah bekerja pada faktor-faktor utama yang penting seperti kemampuan gerak, kesadaran akan lingkungan sekitarnya.
Mengenal J2ME
Layanan SMS Terancam Punah

"Kini, kami dan Facebook akan bekerja sama untuk menciptakan sebuah cara sekaligus pengalaman baru yang lebih baik dalam berkomunikasi," kata Beluga dalam keterangan resmi singkat yang dikutip VIVAnews dari Cellular News, Senin 7 Maret 2011.
Ada spekulasi yang menyebutkan bahwa Facebook akan memanfaatkan 500 juta basis pelanggannya di seluruh dunia sebagai tuas pemasaran. Jejaring sosial raksasa itu akan menyediakan platform Beluga pada tiap jenis handset untuk layanan messaging dan memotong jaringan SMS milik operator.
Ini merupakan langkah besar Facebook setelah sebelumnya merogoh kocek sedikit untuk membeli aplikasi dan platform untuk layanan mobile sepanjang tahun lalu karena ia melihat layanan mobile sebagai penggerak pertumbuhan utama di sejumlah negara berkembang.
Memang, pada saat ini, piranti lunak Beluga baru tersedia untuk perangkat Apple dan smartphone berbasis Android. Beluga perlu mengembangkan platform berbasis J2ME agar layanannya dapat menjangkau mass-market dari ponsel-ponsel entry level.
Jika platform layanan pesan teks Facebook-Beluga untuk J2ME rampung, bukan tak mungkin pendapatan SMS milik operator selular, seperti Telkomsel, XL, Indosat, Axis, dan operator-operator besar lainnya akan tergerus secara perlahan, dan bukan tak mungkin layanan SMS nantinya akan punah.
Tayangan 3 Dimensi Mempengaruhi Kesehatan Mata
"Anak-anak harus beristirahat lima menit setelah memainkan atau menonton tayangan 3D selama sejam," demikian peringatan itu.
Tanaman yang Bisa Mendeteksi Bom Dengan Berubah Warna

Ilmuwan Amerika mengembangkan tanaman yang bisa mendeteksi bom. Caranya, mereka "mengajari" protein tanaman untuk mengubah warna saat ada unsur kimia tertentu. Penerapan hasil penelitian bukanlah hal yang susah, misalnya, tanaman itu bisa digunakan melingkari gerbang keamanan. Saat teroris mendekat dengan bahan peledak, seluruh tanaman berubah warna menjadi putih.
Daily Mail melaporkan, tanaman itu bekerja karena reseptor protein dalam DNA tanaman secara alami merespon rangsangan ancaman dengan melepaskan unsur kimia bernama terpenoid untuk menebalkan kulit ari daun, akibatnya daun mengubah warna. Penelitian ini dikerjakan oleh profesor biologis University of Colorado, June Medford bersama markas besar angkatan bersenjata Amerika Serikat, Pentagon. "Tanaman tidak bisa berlari atau bersembunyi dari ancaman, sehingga mereka mengembangkan sistem mutakhir untuk mendeteksi dan merespon lingkungan mereka," kata profesor Medford.
Para peneliti merancang program komputer untuk memanipulasi mekanisme pertahanan alamitanaman dengan "mengajari" reseptornya menanggapi unsur kimia bahan peledak serta polutan udara dan polutan air. Reseptor komputer yang didesain ulang tersebut dimodifikasi supaya berfungsi dalam dinding sel tanaman sehingga mereka bisa mengenali polutan-polutan atau bahan peledak dalam udara atau tanah di dekatnya. Tanaman itu mendeteksi senyawa dan mengaktifkan sinyal internal yang menyebabkan hilangnya warna hijau dan mengubahnya menjadi dedaunan putih.
Kemampuan mendeteksi dari tanaman ini serupa bahkan lebih baik daripada anjing. Sifat deteksi itu bisa digunakan untuk tanaman apapun dan bisa mendeteksi beberapa polutan sekaligus. Profesor Medford dan timnya belum lama ini menerima hibah tiga tahun senilai 7.9 juta dolar dari U.S. Defense Threat Reduction Agency untuk membawa penemuan mereka ke "dunia nyata." Penelitian itu muncul dalam jurnal PLOS ONE.